Pokjaluh Agama Islam Gelar Silaturahmi

29th August 2019 0 By admin

AMUNTAI – Kelompok Kerja Penyuluh (Pokjaluh) Agama Islam HSU gelar Silaturrahmi antar ketua dan Penyuluh PNS/Non PNS se Kalimantan Selatan bertempat di Aula KH. DR. Idham Chalid Rabu, 28/8

Kegiatan ini mengngkat tema Optimalisasi Peran Pokjaluh dan Penyuluh Agama Islam Sebagai Moderasi Beragama dalam Menjaga NKRI.

Kegiatan ini dihadiri Bupati HSU H. Abdul Wahid Hk, Kepala Tata usaha Kementrian Agama Wilayah Provinsi Kalsel, Kepala Kantor Kementerian Agama HSU, Kepala KUA, serta Kepala Kankemenag dan Para Penyuluh Pokjaluh se Kalimantan Selatan.

Ketua Pokjaluh Kementerian Agama Prov. Kalsel H. Ahmad Nawawi Abdurrauf, S. Ag. M. Pd mengatakan kegiatan ini ditujukan sebagai wadah kebersamaan dari seluruh penyuluh agama. Harapannya agar masyarakat dapat terayomi dan terbina khususnya dalam menghidupkan syiar-syiar Islam.

Nawawi Menambahkan bahwa dalam membina umat, berbagai macam bisa dilakukan dengan cara seperti majelis taklim, pengajian Al-Qur’an, dan pembinaan macam lainnya yang menjadikan tempat itu masyarakatnya menjadi aman, nyaman, tenang, dan senang melakukan kebaikan.
“Penyuluh juga bertangung jawab dalam pembangunan ahlak umat sehingga terbentuklah kedamaian di tengah masyarakat kita”terangnya”.

Sementara itu Bupati HSU H. Abdul Wahid sangat mengapresiasi atas terlaksananya silaturrahmi penyuluh agama islam pns dan non pns se Kalimantan Selatan ini, “semoga acara kegiatan ini dapat menghasilkan berbagai pemikiran yang bermanfaat bagi kemashalatan masyarakat, umat dan bangsa ini khususnya dalam memelihara kedamaian dan kerukunan umat.

Wahid menambahkan bahwa penyuluh agama memiliki peran yang penting dan strategis dalam menjaga harmoni kehidupan dan bernegara ini, karena para penyuluh agama memiliki posisi yang penting bahkan menjadi salah satu tulang punggung dan ujung tombak pemerintah yang bertugas memberikan penyuluhan melalui bahasa agama.

Diharapkan kepada para penyuluh mampu melaksanakan apa yang menjadi tugas masing masing dengan maksimal dan tanggung jawab. Sehingga penyuluh agama islam dapat memberi keteladanan, empati, saling menghormati, dan ikut menjaga kerukunan meski preferensi politik masyarakat berbeda-beda.”Harap wahid”.